Seorang ibu mengerti apa yang anaknya hadapi, meski tak mengalaminya sendiri. Ada insting yang lebih kuat dari baja yang ditempa. Ada jiwa...

Seorang ibu mengerti apa yang anaknya hadapi, meski tak mengalaminya sendiri. Ada insting yang lebih kuat dari baja yang ditempa. Ada jiwa yang tiap detiknya hidup demi kita. Ibunda ini tak dimaksudkan untuk memberitahu beliau apa yang kita rasakan. Besar kemungkinan, beliau mengerti yang selama ini kita pendam. demi mengurai isi kepala kita sendiri. Demi mengurangi rindu yang ada di dada kita.
■■■■■■■■■■■□□□ ■■■■■■■■■■■□□□ ■■■■■■■■■■■□□□ ■■■■■■■■■■■□□□ ■■■■■■■■■■■□□□ 


Halo Ma, Apa kabar?

Ah, rasanya ganjil sekali melontarkan itu. Kita satu rumah, namun jarang kutanyakan kabarmu.
Anak macam apa aku ini. Makanan yang kau sediakan di atas meja tak lantas membuatku peduli kabarmu saban hari. Maaf ya, Ma.

Mungkin kita jarang berbicara. Saat membuka mulut pun, hanya adu argumen yang ada. Rasanya susah sekali menahan diri. Apapun yang ada di kepala, aku lontarkan semua. Begitu terucapkan, aku hanya bisa menyesal.

Mama mungkin sudah biasa. Menghadapi ego dan kesoktahuan anaknya. Dari dulu, pikirmu. Tidak apa-apa. Engkau tersenyum, dan tersenyum saja.



Mamaku yang cantik,

Apa aku boleh bertanya? Bagaimana bentukku saat aku keluar dari rahimmu? Aku penasaran, Ma. Hanya bisa kubayangkan sakitnya. Dari situ pikiranku melanglang: ketika 9 bulan membawaku, hal-hal ganjil apa saja yang kulakukan terhadapmu? Bagaimana perasaanmu ketika tahu rasa sakitmu sebagai ibu tak hanya kau derita saat melahirkan saja?Dari situ aku bisa mengerti, betapa sabar dirimu selama ini.

Tapi harus kuakui. Kadang memang aku heran pada sikapmu. Mama pernah marah-marah ketika aku main ke rumah teman sampai jam 10 malam. Mama sibuk meneleponku untuk pulang, Padahal aku sudah bilang berkali-kali bahwa aku aman.

Aku tahu Mama takut terjadi apa-apa denganku di jalan. Tapi tenanglah, Ma. Aku pasti bisa menjaga diri. Bukankah Mama sendiri yang mengajarkan aku untuk berani? Mungkin memang sulit Mama percayai, tapi aku sekarang sudah besar. Sudah tahu bagaimana melindungi diriku sendiri di jalan. Mama ingat pernah menasihati supaya aku pandai berteman? Nah, kini aku punya teman-teman yang bisa kuandalkan ketika aku pulang terlalu malam.




Ma, sebenarnya ada banyak hal yang ingin kusampaikan. Tapi aku terlalu malu untuk mengatakannya langsung. Aku takut melihatmu menangis. Aku tidak tahan melihat air matamu keluar. Apalagi ketika aku harus pergi ke tempat yang jauh dari rumah.

Saat aku hendak berkelana sementara, Mama membuktikan perhatian dengan mempersiapkan barang bawaan untukku. Sayangnya, terkadang aku sendiri bingung barang-barang itu harus aku apakan.

“Ini mama siapin selimut. Bawa ya!”

“Aduh, ntar beli aja di sana. Berat tauk ma!”

Aku masih ingat itu. Aku menolak barang-barang yang sudah kau siapkan untukku. Hanya ketika mau berangkat, aku mengangkutnya ke bagasi. Dengan berat hati, dan separuh mencak-mencak tak mengerti.

Namun saat jauh, aku rindu padamu.Ah…
Untunglah ada barang-barang ini. Kupeluk saja selimut yang Mama siapkan. Aku tidak jadi kedinginan.




Ma,

Bolehkah aku bertanya tentang impianmu saat muda dulu? Ketika umur 5, 10, atau seumurku, cita-cita apa yang sebenarnya Mama gantungkan? Dokterkah, layaknya anak-anak pada umumnya? Atau malah Mama punya cita-cita yang lebih unik, seperti fotografer dan penulis buku?

Maaf ya Ma, gara-gara aku, Mama harus berhenti mengejar impian masa kecil Mama. Karena keberadaanku, Mama harus rela mengambil apapun kesempatan berkarya yang ada, dan
bekerja 2 kali lebih keras dari seharusnya.

Ya,

Aku melihatmu sebagai seorang pekerja keras. Bahkan tugas-tugas rumahan sebenarnya menyedot banyak tenaga dan waktu luang. Pagi-pagi sekali, Mama harus bangun untuk memasak sarapan. Selanjutnya, Mama harus menyiapkan
peralatan sekolahku. Mama harus mengantarku ke sekolah, berbelanja agar di rumah ada yang bisa dimakan.,,

Kadang, kalau aku sedang rajin aku akan berusaha membantumu semampuku. Tapi Mama pun tidak selalu memperbolehkanku membantu. “Sudah belajar, belum?” tanyamu.

Iya, Mama banyak bertanya. Pertanyaan Mama pun sebenarnya selalu sama: “Sudah makan belum?”, “Sudah sholat?” Kalau aku menjawab “belum”, nada bicaramu langsung berubah dan sifat cerewetmu mulai keluar. “Ah, Mama ngoceh terus! Kalau belum sempat gimana dong, Ma?” Hanya itu jawaban yang keluar dari mulutku. Pusing rasanya mendengar ocehan Mama. Mama tidak tahu ‘kan, saat Mama menelepon aku sengaja menjauhkan ponselku dari telinga karena bosan mendengar ocehan Mama? Maaf ya, Ma.

Di saat aku jauh dari rumah, banyak hal yang aku lakukan tanpa sepengetahuan Mama. Ada beberapa hal yang kutahu tak boleh aku langgar, namun tetap aku lakukan. Harus kuakui, ketika melakukannya, aku terhibur dan sedikit bangga.

Aku jahat ya, Ma? Aku anak pembohong. Mama masih mau menyayangi anak pembohong sepertiku?



Ma,

Tahukah kalau aku sangat takut untuk
memperkenalkan calon menantumu? Aku takut Mama tidak setuju dengan pilihan hidupku. Takut Mama kecewa jika nantinya aku gagal dalam pernikahanku. Tidak ada rasanya yang lebih mengintimidasi dari ucapan “Ma, kenalin: ini calon menantu Mama.”

Senyummu membuyarkan kegelisahanku.

“Kamu senang sama dia? Sudah yakin? Yang penting itu kebahagiaanmu sendiri.”


Ma, wajahmu mulai menua. 
Mulai ada keriput disana, membuatku sadar ragamu tidak sekuat dulu. 
Izinkan aku mengatakan sesuatu yang belum sempat kusampaikan langsung. Aku tidak tahu kapan kita akan berpisah. Ada saatnya, aku akan mengantarkanmu ke tempat peristirahatan terakhirmu. Atau mungkin saja Mama yang mengantarkanku. Apapun akhirnya, akan ada saat dimana kita berdua harus rela. Kapanpun itu, hanya Yang Disana yang tahu. Aku hanya ingin mengingat bahwa kita pasti kembali bertemu.


Mama, Ibu, Ibundaku…

Terima kasih sudah memutuskan memilikiku. Terima kasih sudah memperkenalkanku pada dunia. Terima kasih sudah mengajarkanku apa
arti perjuangan.

Maafkan anakmu ini: yang selalu membuatmu was-was, yang selalu bertindak semrawut, yang tak cukup sering menyapu rumah…ah!

Aku hanya bisa berharap untuk terus bisa memberikan yang lebih baik lagi untukmu. Secerewet apa pun dirimu, Mama tetap wanita nomor satu bagiku.

Aku tidak bisa memilih siapa yang menjadi ibuku. Mama pun tak tahu anak seperti apa yang akhirnya lahir dari rahim Mama. Tuhan yang mempertemukan kita.

Aku bersyukur bisa berkenalan dengan Mama. Tersenyumlah, Ma,

Penggemar beratmu nomor satu,
Anakmu.






Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/54295cc450741076698b4568/surat-terbuka-untuk-wanita-yang-kupanggil-ibu/

"Selamat anda dinyatakan tidak usah mengulang ujian PKL ini"  wuuuuuh karena kata" kayak gitu udah bikin seneng banget...

"Selamat anda dinyatakan tidak usah mengulang ujian PKL ini" 

wuuuuuh karena kata" kayak gitu udah bikin seneng banget banget deeeh *sujud syukur* :D akhirnya kita ngelewatin fase ketiga dari empat fase perkuliahan yang ada.. Setelah perjuangan penuh liku-liku kehidupan kampus yang kejam (?) . Kata-kata itu muncul dari seorang dosen penguji PKL huahahahahahaha *tebar biji bunga matahari* :D buat kalian yang sebentar lagi ujian PKL keep fight guys (˘-˘)ง 

fase ketiga dari 4 fase yang ada ? pasti pada bingung fase apa aja yang ada selama kita duduk dibangku perkuliahan *enggak sih* *ah salah tanya* *jangan dijawab* *lempar piso* *berdebat sendiri* *mulai absurd* *oke abaikan*. Yak ane jelasin mulai dari yang paling imut (kayak admin) duluu :


  • fase pertama - WaRu (read:mahasisWa baRu)
ini nih fase dimana kita masih jadi anak paling polos, culun, rajin, pinter bahkan saking pinternya kita bisa nulis laporan sampe ngabisin kertas 5 rim *hapaah ?* , Iya lah... masih inget jaman" kita nulis laporan kimia, fisika, biologi, bahasa indonesia, bahasa jawa, catetan makan, sampek catetan utang ? semua kita tulis make tangan yang punya 5 jari ini (subhanallah) dengan ikhlas pastinya hahaha begadang sampe pagi cuma gegara besok mau acc laporan bukan mau kuliah, bolos kuliah demi bela"in acc soalnya nggak boleh nggak ikut ckckck itu waktu kita masih pinter *mandi pasir* . Fase pertama ini kita juga jadi rajanya potokopi sama ngeprint sampe" kenal sama abang yang punya kios fotocopi di watu gong namanya lek por hahaha saking deketnya juga kita sampe diundang ke nikahannya lek por :D *duuh terharu kalo inget" kita kumpul di lek por pas mau kebatu xixixi* Di fase-fase ini kita masih jadi mahasiswa culun yang sok rajin XD


  •  fase kedua - MaSeA (read: Mahasiswa Setengah mudA)
Fase ini nih fase paling nyenengin diantara semua fase-fase yang ada (ini ngomongin fase udah kayak ulet terbang aja :D) . Gimana nggak nyenengin yak, di semester" pertengahan ini tuh kita jadi sering bawa UNO kekampus hahaha saking seringnya kita main uno sampe ada dosen prodi lain yg marah nggak pada tempatnyaa (maksudnya kita langsung nggak punya muka depan anak banyak wkwk) kalo diinget lagi geli banget jadinya hahaha... terus kita tuh jadi mahasiswa paling sering main kalo ada waktu luang dikiiiit ajaa, tiap weekend pasti ada aja tambahan foto dileptop, mau yang cantik-ganteng-bagus-biasa-jelek-sampe yang difoto nggak ngaku itu fotonya juga ada saking seringnya ituuu... Di fase ini juga kita jadi sering TA hahahaha (kalo nggak pernah TA bukan mahasiswa namanya) TA disini maksudnya bukan Tugas Akhir tapi Titip Absen :D yaaah namanya mahsiswa pernahlah kita khilaf ketiduran waktu pagi, pengen tidur waktu siang dan udah tidur lagi waktu malem *ini sih pingsan pak -__- tidurnya kayak kereta ada jadwalnya hahaha* pokoknya yaa fase ini tuh kita jadi mahasiswa sesungguhnya ...

  • fase ketiga - MaLa (read: Mahasiswa Lama)
Aaaaaaah akhirnya kita jadi mahasiswa paling tau.. eh tua di kampuuuuus >.< nggak nyangka broo (sambil joget") ... 
Mahasiswa tua ya ? dulu katanya sih kalo udah jadi mahasiswa tua udah nggak mikir apa" soalnya jarang dikampus hmmm.. iya sih jarang dikampus, tapi ngapain ? ternyata malah makin sibuk sama pkl-laporan-revisi-ruang baca-wilis(?)-ujian(horraaaay!!) tapiiiiiih masih ada lagiii skripsi-laporan-revisi-revisi-revisi-nunggu dosen-revisi-ruang baca-perpus pusat(nanti gini kali yak ?) daaan kelanjutannya ane masih belum ngarti gan hahahaha
Abaikan masalah pkl dan skripsi, jadi mahasiswa tua itu ternyata cobaannya berat banget gan u.u makin banyak waktu luang tapi makin gak bisa ngemanage waktu. Bingung apa yang harus dikerjain alhasil malah nganggur nggak jelas dikamar *cari wangsit huakakak* sampe akhirnya nulis status "bunuh sayaaaaa !!!!!" itu saking nganggurnya yak wkwk . Cobaannya disini tuh yang paling menggoda adalaah pengen jalan tapi gak ada temennya huehehehe soalnya teman yang lain sudah jalan duluan sama temen yang lain *nari kayang dipojokan*

  • fase keempat - Wisuda terus LULUS !
fase ini masih perlu dijelasin ? intinya disini tuh kita udah nggak ada kelas bareng lagi, nggak ada tugas bareng lagi, nggak ada ketemu dosen bareng lagi, nggak ada nangkring di gedung C bareng lagi dan masih banyak lainnya *dijual terpisah* *emang barbie pak ? -___-* Makin banyak peluang nggak ada yang bakal kita laluin untuk hari" selanjutnya setelah kita lulus. Yap! kita udah bener" hidup dijalan masing" dengan teman baru yang lainnya *hiks :'(* . Kita sekarang bukan kita yang dulu lagi
"Kita udah makin dewasa ngehadapin keadaan, makin tau banget mana yang salah mana yang bener, makin sayang sama orang tua, makin cantik dan ganteng" (n a h i n i a p a h ?), makin keibuan dan kebapakan karena dalam waktu 10 tahun kedepan satu persatu dari kita pasti bakalan menikah  *amiiiiiin* (hueeeeeeeeeeee nangis bahagia)."

Yah pada dasarnya emang semua tergantung dari diri masing" gan, begimana cara ngemanage waktu yang bener juga tergantung dari pikiran kita, apa yang mau kita lakuin, apa yang harus kira lakuin dan apa yang wajib kita lakui, kita sendiri yang tau, kalian or kita sbg sahabat cuma ngingetin kalo ada yang khilaf huehehaha :D 


Oke guys, kita udah sampe di acara terakhir.. Penutupan !
Mungkin, kata" ane emang nggak seberapa menyentuh hati ya guys. Tapi jangan dilihat dari kata"nya guys pahami apa makna tersirat dan tersurat dari semuanya :) karena pasti ada beberapa hal yang nggak bisa aku ungkapin disini hehe

❤Be high-minded and keep smiling - to the world of the world❤




*wajah kalian, saat masih polos ;')
*wajah kalian, sebelum menghilang :'')
*wajah kalian, saat bersama itu masih ada :")












Hai guys ! Udah lama aja nggak update blog ini hehee suasana udah beda sih guys nggak kayak dulu lagi :D . Yah apa mau dikata kalo emang ...

Hai guys !

Udah lama aja nggak update blog ini hehee suasana udah beda sih guys nggak kayak dulu lagi :D . Yah apa mau dikata kalo emang keadaan yang menjawab *ceilah* . Udah lama nggak utak atik media ini kangen juga gimana beribetnya bikin tampilan luarrr biasa ini *tebar URL* biar bisa jadi kayak sekarang hahaha maklumlah masih pemula jadi yaaah masih amatiran guys hehee...

Eh tapi ini yang mau dibahas bukan amatiran atau pemula guys, tapi kalian yang udah nggak alay kayak dulu lagiii xixixi udah pada makin dewasa, makin mikir keras (?) tentang masa depan daaaaaan makin stress sama proposal, revisi, laporan, revisi SKRIPSI hahaha namanya juga mahasiswa tua :p . Emang jarang keliatan di kampus eh ternyata sedang bergelut sama tumpukan buku di perpus pusat (siapa yang kayak gini rek ? aku enggak :D) 

Kalo ngomongin mahasiswa tua secara otomatis otak nih langsung melesat ke jaman masih jadi maba, jadi keinget jaman" alay yang kalo foto ada 2 jari nempel di bibir huakakak *ini mah jaman SD pak jauh amat -___-* haha... yang saya maksud jaman" masih pada kumpul dikosan rara cuma buat main uno, kumpul dikosan mami buat ngerjain tugas *yg ini agak rajin gan :P*, kumpul dikosan.. eh rumah saya buat ehmmm bahasa kerennya sih belajar bareng sampe UTS tapi ternyata cuma terlaksanakan sekali hahhaa :D yah kumpul sekedar kumpul cuma karena kepingin kumpul gan tolong digaris bawahi, kepingin kumpul !

Nah sekarang ini, yang kita sebenernya udah jarang banget dikampus karena udah nggak full ambil sks yaah berarti nggak full juga sama mata kuliah.. malah jarang ato bisa dibilang gak pernah kumpul untuk sekedar main ato ngopi sambil gitaran *ini mah mau ane gan hahaha*, nggak tau lagi keluar sm temen, jalan sendiri, males keluar, kantong lagi kering apa cari wangsit dikamar kos huakakakak bercanda gan :D kita malah nggak pernah keluar untuk sekedar cari angin... 

Sebenernya dari semua yang gue ungkapin disini itu hanya sekedar penyampaian kerinduan yang terhalang oleh gengsi *malu pak maluuu* dan pihak lain (you know who) *udah kayak pelem harry potter aja hahaha* sehingga menyebabkan penyampaian rindu ini tersendat, rumus yang digunakan adalah ...... kenapa jadi ngomongin rumus pak ?? hmmmm 

Gak ada lagi kata" yang mau gue sampein disini, cuma ada lagi sih (bingung tantee ?...) yang mau beta sampaikan..

I Love You Fellas :3  
 and I will remember this moment when we being crazy together :D. No matter what happen to Us, but our friendship will never die :)

Ceilaah bisa juga ane bikin kata" kayak begitu hahaha  rada alay sih but, its true :) ane tambah ya guys, nggak tau ini perasaan ane aja apa kalian juga ngerasain ini yang jelas 

I Miss You guys, when we laugh together without pretending